Uncategorized

Saat terjadi gempa yang pertama

“Saya mengapresiasi guru-guru yang mengamankan siswa saat terjadi bencana, sampai tidak ada korban jiwa sama sekali. Inilah yang disebut pahlawan karena bisa memastikan siswanya yang sedang belajar bisa berada di tempat aman,” ujar Nadiem. Lebih lanjut Nadiem menyebut bahwa dalam memenuhi hak belajar anak, beragam moda pembelajaran dapat diterapkan dalam masa tanggap darurat ini. Kewenangan pengelolaannya menyesuaikan situasi dan kondisi peserta didik, pendidik, dan sarana yang ada. Pengaturannya akan dikembalikan kepada Dinas Pendidikan setempat sesuai kewenangannya, tetapi pemulihan trauma anak-anak harus menjadi www.dioceseinfo.org prioritas. “Namun, kita harus utamakan keselamatan dan pemulihan dari trauma akibat bencana yang dialami. Saya rasa itu yang utama saat ini,” tutur Nadiem.

Saat meninjau bangunan sekolah yang rusak akibat gempa, Kepala SMA Negeri 2 Cianjur, Haruman Taufik menyampaikan kepada Nadiem bahwa sekolahnya sudah dua kali terdampak gempa. Namun, gempa yang pertama tidak membuat bangunan sekolah roboh. Gempa kedua atau susulan, barulah membuat kerusakan yang lebih parah terutama enam ruang kelas di lantai dua.

, Haruman dan para guru dengan sigap menginstruksikan seluruh peserta didik untuk meninggalkan ruang kelas dan berkumpul di lapangan. Haruman sendiri salut dengan kesigapan para guru tersebut.

“Saya salut dengan kesigapan para guru yang segera membawa anak-anak ke tempat aman,” ujarnya. Haruman mengingatkan ketika dalam situasi bencana harus tetap tenang agar bisa mencari solusi. SMA Negeri 2 Cianjur sendiri mengalami kerusakan enam kelas di lantai dua. Fasilitas belajar di kelas juga mengalami kerusakan. Sementara itu, pada masa tanggap darurat ini, para guru lebih fokus untuk penyembuhan atas trauma yang dirasakan, sehingga proses pembersihan dan pendataan fasilitas yang rusak belum dilakukan.