Uncategorized

Sinopsis Buku Harian Nayla

Sinetron BHN yang disutradarai Maruli Ara ini bercerita Poker tentang kisah perjuangan hidup seorang gadis remaja bernama Nayla (Chelsea Olivia Wijaya) menghadapi penyakit ataxia yang dideritanya, penyakit yang mengancam tak hanya keceriaan masa mudanya, tapi juga harapannya di masa depan. Bukan sebuah persoalan mudah, bagi seseorang bila tiba-tiba ia divonis mengidap penyakit ataxia, penyakit yang menyebabkan kemunduran kemampuan fisik seseorang. Secara bertahap ataxia akan membuat penderitanya lumpuh tanpa daya. Padahal selama ini Nayla dikenal sebagai gadis yang selalu ceria, rajin, pintar, jago basket dan aktif dalam berbagai kegiatan termasuk rajin beribadah.

Awalnya kehidupan Nayla memang terlihat sempurna. Hingga deraan cobaan itu datang. Berulang kali Nayla mengalami insiden jatuh, yang tak diketahui penyebabnya. Nayla yang bingung, berkonsultasi kepada dr. Fritz (Steve Emmanuel) yang akhirnya berhasil mendiagnosis bahwa ataxia-lah sebagai penyebabnya. Namun begitu, dr. Fritz merasa tidak tega memberi tahu Nayla apa sesungguhnya yang dideritanya. Ia hanya menyarankan agar Nayla menuangkan hari demi hari yang dilaluinya ke dalam sebuah buku harian (sebenarnya agar ia bisa memantau perkembangan kesehatan Nayla). Hari demi hari Nayla lalui dengan kepasrahan. Kondisinya kian lama kian parah. Namun ia tetap tegar. Termasuk ketika akhirnya ia mengetahui penyakit dan efek samping yang harus dihadapinya kelak. Beruntung Nayla memiliki teman-teman yang selalu setia mene-mani. Salah satu teman yang akhirnya jatuh cinta pada Nayla dan senantiasa menemaninya adalah Moses (Glen Allinske). Karena itu Nayla pun kian termotivasi untuk terus bertahan hidup, tetap menimba ilmu seperti biasa meskipun harus dibantu kursi roda. Ia pun tetap tegar menghadapi cibiran dan cemoohan orang-orang yang memandang sinis terhadap kondisinya.

Waktu berlalu dengan cepat. Nayla berhasil lulus sekolah. Semua teman Nayla sibuk memikirkan kuliah. Nayla sedih, hal yang bisa menghiburnya hanya menulis buku harian. Sementara itu, Moses akhirnya masuk kuliah kedokteran untuk satu alasan yaitu ingin menyembuhkan Nayla. Sementara itu, walau penyakit Nayla semakin parah, ia tetap tegar menjalani hidup dan tetap menggunakan waktunya untuk mengukir prestasi. Nayla, dibantu Moses mengirimkan tulisan dari buku hariannya ke majalah-majalah hingga akhirnya diterima dan dipublikasikan. Suatu hari di malam Natal, Moses datang membawa surat dari pembaca Nayla. Saat itu Nayla sudah benar-benar lelah berperang dengan penyakitnya. Ternyata banyak pembaca yang menjadi lebih tegar menghadapi hidupnya setelah membaca tulisan Nayla. Itu menjadi bukti bahwa sekalipun sudah tak berdaya secara fisik, Nayla tetap berguna dan menjadi penolong bagi orang lain, sesuai keinginan terbesarnya. Nayla tersenyum baha-gia. Tak ada lagi yang perlu dia cari di dunia ini…..Nayla akhirnya menikah dengan Moses meski hubungan cinta mereka awalnya di-tentang orang tua Moses. Sayang sekali, ataxia membuat Nayla tidak dapat bertahan lebih lama lagi hingga akhirnya Nayla menghembuskan nafas terakhirnya dalam pelukan Moses tepat pada hari pernikahan mereka. Nayla pun ’pergi’ dalam iman dan damai. Demikianlah jalan cerita sinetron BHN.